Minggu, 23 Desember 2012

Di Kala Cinta Memilih



Sebuah rasa tentang "CINTA". Apakah cinta sebenarnya?
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan, itulah keberanian.
Atau mempersilakan, itulah pengorbanan.

Cinta adalah pencarian, karena dia adalah sebuah proses pencarian diri dalam cinta. Untuk menemukan cinta di dalam dirinya.
Cinta adalah ujian. Kesetiaan menanti hadirnya selalu diharapkan. Hingga kelulusan terpenuhi oleh sebuah ketulusan hati.
Cinta adalah suci. Kesucian yang murni. Sebab ia lahir dari dalam hati. Tanpa alasan untuk memilih.
Cinta adalah rasa. Meski tak berwujud tapi terasa kehadirannya. Merayap lembut perlahan ke dalam hati.
Cinta adalah bahagia. Senantiasa mampu membuat siapa saja tertawa. Karena kebahagiaan tidak terukur oleh materi yang ada di dunia ini.
Cinta adalah takut. Bila bertemu takut berpisah apalagi kehilangannya.
Cinta adalah pengertian. Saling mengerti dan mengalah untuk membuatnya bahagia. Tulus, tanpa syarat.
Semua definisi tentang cinta membuat kita merenung sejenak. Betapa indah karunia Allah yang diberikan kepada manusia yaitu "cinta". Setiap manusia pernah mencintai dan dicintai, tak dapat dipungkiri. Bahkan Nabi Muhammad SAW dan Ali bin Abi Thalib pun pernah jatuh cinta. Hanya saja mereka menyikapi rasa itu dengan anggun. Cinta yang tidak berupa janji - janji tetapi berupa bukti yang pasti. Cinta yang teruji kesetiaan, kemurnian, dan pengorbanannya.

Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fatimah, putri tersayang Sang Nabi mempesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, parasnya. Ali tidak tahu apakah itu bisa disebut cinta. Tapi ia memang tersentak ketika suatu hari Fatimah dilamar oleh seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya oleh Nabi. Lelaki yang membela agama Islam dengan jiwa dan harta sejak awal-awal risalah. Lelaki yang memiliki akhlak yamg mulia, Abu bakar AS-Sidiq R.A.

'Allah mengujiku rupanya' begitu batin Ali.

Ia merasa diuji karena apalah ia dibandingkan dengan Abu Bakar.Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama. Lihatlah bagaimana ia menjadi pendamping Nabi dalam perjalanan hijrah sedangkan Ali sebagai pengganti Nabi di tempat tidur. Lihatlah bagaimana Abu Bakar turut andil memperjuangkan Islam dengan membebaskan budak-budak muslim dan menolong kaum faqir dengan hartanya. Lihatlah betapa banyak tokoh-tokoh bangsawan yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar.

"Ali hanyalah pemuda miskin. Inilah yang disebut persaudaraan dan cinta", gumam Ali.
"Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku. Aku mengutamakan kebahagiaan Fatimah atas cintaku."

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Itu adalah keberanian, atau pengorbanan.

Lamaran Abu Bakar ditolak. Tetapi rupanya ujian itu belum berakhir. Setelah Abu Bakar mundur, datanglah lelaki lain yang gagah perkasa melamar Fatimah. Dia adalah Umar bin Khattab sang pemberani, singa padang pasir. Umar memang baru masuk Islam, akan tetapi siapa yang menyangsikan ketulusannya membela Islam? Siapa yang menyangsikan pembelaannya yang dahsyat terhadap muslimin? Dan lebi dari itu Ali sering mendengar Rasul berkata "aku pergi bersama Umar dan Abu Bakar", "aku datang bersama Umar dan Abu Bakar."

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Itulah pengorbanan.

Lamaran Umar juga ditolak. Maka ali bingung ketika kabar ini menyeruak. Menantu seperti apakah yang diinginkan oleh Nabi?

Maka atas saran para sahabatnya, Ali pun memberanikan diri untuk melamar Fatimah. Ia tahu secara ekonomi tak ada yang menjanjikan terhadap dirinya. Dia hanyalah seseorang dari rakyat miskin. Maka dia hanya bisa membuktikan cintanya, bukan menjanjikan.

"ahlan wa sahlan,"kata Rasulullah SAW.

Ali pun menikahi Fatimah.

Dalam suatu riwayat dikisahkan pada suatu hari setelah mereka menikah Fatimah berkata pada Ali. "Maafkan aku karena sebelum menikah denganmu aku pernah satu kali jatuh cinta dengan seorang pemuda."

"Kalau begitu, mengapa kau tidak menikahi pemuda itu dan mau menikah denganku?," tanya Ali.

"Karena pemuda itu adalah dirimu," jawab Fatimah tersenyum.

Sumber: psikoci.wordpress.com











    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar