Selasa, 25 Desember 2012

Give Thanks


Pagi yang cerah, sepiring kasih sayang, dan secangkir cinta. Alhamdulillah. maka nikmatNya yang manakah yang kau dustakan? Sepertinya ayatNya yang satu ini benar-benar menelisik setiap hati manusia yang memahami artinya. Tak urung kita yang berfitrah mempunyai hawa nafsu. Sungguh sebenarnya bersyukur membuat segalanya lebih indah.

Entah apa yang aku pikirkan akhir-akhir ini. Mungkin efek dari liburan dan santai yang membuatku berkhayal dan merenung. Andai aku menjadi orang kaya sekaya Nabi Sulaiman, aku akan membeli rumah mewah berlantaikan berlian, beratapkan saphire, dan bertiang emas. Jika aku bosan dengan rumahku di Swiss, aku bisa pindah ke Hawaii. Aku akan keliling dunia, menjejakkan setiap kakiku di tempat hiburan dan bersejarah di seluruh dunia. Aku akan membeli apa yang aku inginkan, bergelimang harta, makanan hotel berbintang 5, bersantai, mencoba semua tipe mobil mewah yang ada di dunia. jika aku bosan dengan mobil tipe A, maka aku akan menggantinya dengan mobil tipe B. semua dapat aku dapatkan dengan mudah. Bukankah ini surga dunia?

Tapi tunggu, sepertinya itu tidak seindah yang aku bayangkan. apa jadinya jika aku telah mencoba semua rumah yang ada di dunia ini? Menapaki seluruh tempat hiburan dan bersejarah di bumi?  Memiliki koleksi sepatu dan pakaian yang tak kunjung habis? Tenggelam dalam tumpukan emas dan perak yang tak kan surut walaupun tujuh turunan? Memiliki jajaran mobil dalam garasi seluas seribu hektar? Masihkah aku merasa bahagia? Tidak. Seketika itulah aku merasa bosan. Semua sudah aku rasakan. Saat itulah kekayaan tak berarti apa-apa.

Tapi bagaimana jika aku tidak mempunyai apapun? Yang kumiliki hanyalah usaha, cinta, dan do'a. Kehidupan mungkin akan terasa sulit pada awalnya. Aku harus berusaha keras untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Dan terasa indah saat prosesnya. Cinta dari Allah, keluarga dan teman akan selalu menyertai di kala surut, lelah, dan gelisah. Pada akhirnya semua akan terasa manis. Yaitu ketika aku mendapatkan apa yang aku inginkan dengan jerih payahku. Hasil akan terasa lebih manis ketika kita mendapatkannya dengan cucuran keringat. Sebenarnya bagiku kebahagiaan tidak terukur oleh materi. Bahagia itu sederhana. Bagiku bahagia adalah ketika aku bersama dengan orang yang aku sayangi dan mensyukuri apa yang kita punya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar