Selasa, 04 Desember 2012

Jilbab Punuk Unta, Wanita Takkan Mencium Bau Surga



 Istilah "Hijabers", "jilbab gaul", ataupun "jilbab modis" kini kian marak beredar di antara para muslimah. Istilah - istilah ini sangat ngetrend sehingga selalu menjadi trending topic bagi setiap muslimah. Bahkan mayoritas dari kita membangga - banggakannya sebagai teenager style. Kita bangga ketika kita mengikuti mode zaman hanya agar tidak disebut out of fashion. All about fashion is always interesting, tapi haruskah kita bangga dengan fashion yang sebenarnya menyalahi aturan agama? Tidak ada salahnya mengikuti fashion selama hal tersebut masih dalam batas - batas syari'ah.

My sista, Islam itu indah dan mengajarkan keindahan. Perempuan diciptakan oleh Allah SWT dengan keindahan yg tiada tara. Karena seindah - indahnya perhiasan di dunia ini adalah wanita solihah. Maka berhiaslah tanpa berlebih - lebihan.  

                من أهل النار لم أرهما قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها النّاس و نساء كاسيات عاريات مميلات ماثلات 

   رؤوسهنّ كأسنمة البخت المائلة لا يدخلن الجنّة و لا يجدن ريحها و انّ ريحهاليوجد من مسيرة كذا و كذا  

"Ada 2 golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1)suatu kaum yang memiliki cambuk seperti seekor sapi untuk memukul manusia dan (2)para wanita yang berpakaian tapi telanjang,berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak pula mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian. (H.R Muslim)

Sudahkah kita melaksanakan syari'at? Syari'at ada bukan untuk mengekang kita ataupun membatasi gerak langkah kita. Syari'at ada untuk melindungi kita. 
1) Adanya jilbab selain untuk menutup aurat juga untuk menghindarkan kita dari terik matahari serta hawa   dingin
2) Pakaian yang menutup seluruh tubuh dan tidak ketat bermaksud untuk menjaga tubuh kita 
3) Make up yang tidak berlebihan untuk menjaga kita dari adanya ghibah ataupun nafsu dari lawan jenis 
Islam begitu memuliakan wanita dengan bermacam - macam syariatnya. Karena keindahan bukan untuk diumbar ataupun dipamerkan, tetapi keindahan untuk dijaga. Bukankah itulah keindahan yang hakiki?
Mari kita introspeksi diri..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar